KetuaKPID Provinsi DKI Jakarta Kawiyan mengatakan, melalui cara bijak dan cerdas itu, para pelajar akan memperoleh manfaat dari tayangan televisi yang disaksikan. “Pelajar juga harus dapat menangkis dan menangkal konten-konten negatif dari tayangan televisi,” ujarnya, saat membuka acara Kelas Literasi di SMA Negeri 53 Jakarta, Jalan
Melihattayangan – tayangan televisi kita memang sangat memprihatinkan. Lebih dari 75 persen acara-acara yang ditayangkan oleh stasiun televisi kita ternyata berisi acara – acara yang bersifat hiburan. Celakanya lagi gaya hidup yang dipertontonkan pada tayangan film tersebut justru ditiru bulat-buhlat oleh kebanyakan remaja kita dengan
PENGEMBANGANVIDEO MOTIVASI UNTUK LITERASI MEDIA BAGI SISWA SMA DI SURAKARTA SEBAGAI GERAKAN REMAJA BEBAS NARKOBA Oleh : Citra Dewi Utami, S.Sn., M.A./ 0007098104 Nunuk Nur Shokiyah, S.Ag., M.Si./ 0014117307 Budi Dwi Arifianto, S.Sn., M.Sn./ 0504118002 INSTITUT SENI INDONESIA (ISI) SURAKARTA APRIL 2013 700/ ILMU MEDIA
Padatanggal 23 Januari 2019, KPI kembali menemukan pelanggaran berupa aksi saling dorong antara pembawa acara (Billy Syahputra) dengan narasumber (Indra Tarigan), disertai dengan ajakan berkelahi. Akhirnya KPI memutuskan bahwa tayangan tersebut telah melanggar Pedoman Perilaku Penyiaran Pasal 14 dan Pasal 29 huruf A serta Standar Program
Televisimerupakan sarana yang dapat menyiarkan pesan secara tepat dan cepat. Sesuai dengan tujuan pendidikan, yakni untuk memberikan pengetahuan kepada khalayak ramai. Dengan menggunakan televise, kita dapat belajar banyak hal seperti belajar mengenai pelajaran, tutorial memasak, tutorial berdandan dan lain sebagainya.
Engkaudisebut dewasa jika menyadari bahwa tidak setiap ajakan untuk bertengkar harus dilayani. Dan engkau disebut bijak jika mampu mengatasi pertengkaran melalui kesabaran dan persahabatan. 51. Kebanyakan wanita itu cantik sebelum berbicara. Setelah berbicara, baru terbukti bahwa bahasa adalah penentu daya tarik yang utama.
Olehkarena itu, kalian harus mampu menyampaikan komentar kalian dengan cara yang baik. Adapun cara memberikan komentar terhadap pendapat narasumber dalam dialog interakif, harus memperhatikan hal-hal berikut. 1. Bahasa yang digunakan harus komunikatif. 2. Menggunakan kata dan kalimat yang baik dan lugas. 3.
2Tm3v. Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Tayangan televisi akhir-akhir ini membuat para orangtua seperti saya dan pendidik menjadi ketar-ketir. Pendidik digaji "murah" untuk mendidik dan memperbaiki akhlak dan karakter sisi lain para sineas atau pembuat acara televisi dibayar "mahal" malah merusak generasi. Meskipun sebenarnya bisa jadi mereka tak bermaksud seperti itu. Tayangan atau tontonan yang disajikan di berbagai stasiun televisi kebanyakan sarat dengan pesan yang negatif terutama infotainment, sinetron dan variety show. Para penggagas tontonan televisi baik infotainment, sinetron dan variety show sekadar memikirkan untuk mendapatkan rating tinggi dan keuntungan tanpa memperhatikan apakah tontonan itu membawa manfaat bagi pemirsa televisi ataukah tidak. Semasa kecil saya dulu, stasiun televisi tak terlalu banyak. Siaran televisi pun terbatas, tak seperti sekarang, ada siaran televisi non stop 24 jam. Dulu stasiun televisi TVRI yang berperan untuk memberikan edukasi kepada penonton. Meski siaran TVRI hanya mulai dari pukul sampai pukul namun tayangan atau acaranya benar-benar berkualitas. Melihat perbedaan tayangan televisi yang cukup mencolok dan memprihatinkan, saya sendiri akhirnya membuat keputusan untuk tidak menonton televisi terutama untuk tontonan khusus emak-emak. Saya lebih baik mengalah sama anak-anak. Anak-anak saya biarkan menonton film kartun seperti Adit Sapa Jarwa, Upin dan Ipin, Pada Suatu Masa di stasiun MNC TV. Atau tontonan kartun di RTV. Namun sayang ketika mereka menonton film kartun ternyata tak selamanya isi dan nilai sesuai usia anak-anak. Masih ada bagian isi film kartun yang mengisahkan anak-anak sudah menyukai lawan jenis. Waduh... jadi galaulah saya. Anak dinasehati untuk memindah chanel televisi juga harus butuh kesabaran tinggi. Pengarahan dan pendampingan harus benar-benar dilakukan demi tumbuh kembang normal anak-anak. Nah menurut saya kalau tontonan anak yang lebih pantas dinikmati anak-anak, seusia TK atau SD, ada Dudidudidam. Di acara tersebut anak bisa mengenal lagu anak-anak karya pencipta lagu seperti AT Mahmud, Ibu Sud, Papa T Bob dan sebagainya. Lagu anak-anak di masa tahun 90an sarat nilai positif bagi anak. Tak seperti saat ini. Jarang sekali lahir lagu anak-anak yang memiliki nilai positif. Terkadang ada pencarian bakat untuk anak tetapi materi lagu malah lagu untuk orang dewasa. Ini yang sangat disayangkan. Memang tontonan televisi memiliki dampak luar biasa bagi anak-anak. Tak kalah dengan dampak pemakaian gawai. Apakah dampaknya? Dampak Positif Tontonan Televisi bagi Anak- anakSebagai sarana hiburan anakSetelah anak-anak pulang sekolah pasti capek dan butuh istirahat. Mereka bisa kita beri waktu untuk tidur atau menonton televisi setelah makan siangnya. Istirahat di rumah sepulang sekolah harus harus "greteh" atau terus mengingatkan karena pastinya di sekolah guru sudah memberikan nasehat agar para siswa istirahat di rumah. Jika anak mau dolan bareng teman-teman maka bisa mereka lakukan di sore hari. Belajar di sekolah pasti melelahkan sehingga menonton televisi bisa menjadi alternatif bagi anak untuk mendapatkan hiburan. Tujuannya agar anak tidak stress dan otak bisa fresh kembali. 1 2 3 Lihat Inovasi Selengkapnya
- Televisi merupakan salah satu media hiburan yang masih memiliki banyak penggemar, di tengah-tengah gencarnya media online. Televisi memberikan hiburan sekaligus informasi kepada penonton. Sehingga media televisi tidak terbatas usia, jenis kelamin, atau status sebuah media, televisi memberikan dampak positif maupun negatif. Tergantung dari individu yang menyikapinya. Dikutip dalam buku Awas Tayangan Televisi 2013 oleh E. B. Surbakti, televisi membrikan kontribusi terhadap kemajuan pengetahuan masyarakat. Namun juga memberikan dampak kemerosotan nilai-nilai kehidupan. Beberapa fungsi televisi, yakni sebagai media komunikasi, sarana pendidikan, hiburan dan informasi, serta sarana tayangan komersial. Baca juga Dampak Negatif Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi TIK Menurut Sutisno dalam buku Pedoman Praktis Penulisan Skenario Televisi dan Radio 1993, televisi adalah sistem komunikasi menggunakan rangkaian gambar elektronik yang ditampilkan secara berurutan dengan menampilkan audio atau suara. Berikut pengaruh positif dan negatif televisi bagi kehidupan di masyarakat, yakni Pengaruh positif televisi Dalam buku Anak vs Media Kuasailah Media Sebelum Anak Anda Dikuasainya 2008, disebutkan beberapa pengaruh positif televisi, yakni Menambah ilmu pengetahuan Siaran televisi juga bisa menambah ilmu pengetahuan kita tentang bidang pendidikan, sosial, budaya, ekonomi, hingga politik. Contohnya siaran wisata di Indonesia, yang menambah pengetahuan kita tentang keindahan wilayah Indonesia. Munculnya kreativitas Televisi juga memberi pengaruh positif berupa munculnya kreativitas. Beberapa siaran televisi yang sifatnya mendidik bisa menambah kreativitas kita. Contohnya siaran tentang permainan tradisional, yang memunculkan kreativitas untuk membuat permainan tradisional.
Tema Dampak negatif televise a. Perkembangan televisi sampai sekarangb. Ragam tayangan televisic Dampak negatif televisi bagi anakd. Upaya pencegahan dampak negatif televisie Ajakan untuk melihat tayangan televisi secara bijakBuatlah sebuah teks persuasi berdasarkan kerangka teks tersebut dengan memperhatikanstruktur dan kaidah kebahasaan! Jawaban kalo salahsemangat terus ya
Perkembangan teknologi komunikasi telah mengantarkan kita ke peradaban yang maju dan modern. Kemajuan ini salah satunya ditandai dengan percepatan dalam penyampaian informasi. Kini telah banyak cara yang dapat membantu dan memudahkan manusia dalam menyampaikan informasi, salah satunya melalui televisi. Beragam informasi bisa kita dapatkan dengan mudah di televisi mulai dari pendidikan, kesehatan, hiburan berita terkini, dan lain-lain. Faktanya tayangan televisi yang kita saksikan memiliki banyak pengaruh bagi diri kita sendiri, seperti berpengaruh pada pola pikir, psikis dan mental. Namun tak jarang kita jumpai tayangan televisi yang minim unsur edukasinya. Tayangan tersebut contohnya mengandung unsur kekerasan, kenakalan remaja, kejahatan dan lain sebagainya. Tentunya dengan menonton tayangan tersebut akan berdampak buruk bagi kita. Karena tanpa kita sadari alam bawah sadar kita menyerap berbagai informasi dari apa yang kita tonton/saksikan. Tindakan dan perilaku pun juga dapat dipengaruhi oleh tayangan yang kita tonton. Sebagai contoh seorang anak kecil yang sering melihat tayangan sinetron yang mana tidak sesuai dengan usianya, maka anak kecil tersebut akan melakukan/menirukan apa yang ada dalam tayangan tersebut. Selain itu tayangan yang kita tonton juga turut mempengaruhi pikiran kita. Sebagai contoh, dengan seringnya menonton tayangan yang berisi kekerasan, perundungan hingga pembunuhan maka hal tersebut dapat berujung pada gangguan kecemasan dan depresi. Contoh lain, sebagai perbandingan dengan menonton tayangan yang berisi edukasi maka secara otomatis kita mendapat pengetahuan baru yang tentunya bermanfaat. Telah kita ketahui bahwa setiap tayangan yang kita tonton memiliki pengaruh yang besar dalam berbagai hal. Namun tidak semua tayangan kurang baik, nyatanya masih banyak tayangan yang dapat dijadikan sebagai sarana edukasi untuk menambah pengetahuan serta menyajikan informasi terkini baik di dalam negeri maupun mancanegara yang tentunya bermanfaat. Sebagai penonton sudah seharusnya kita bijak dalam memilih tayangan. Kita harus bijak dalam menyeleksi setiap tayangan yang bermanfaat dan kurang bermanfaat. Karena kitalah yang dapat membimbing diri sendiri menentukan seperti apa kita lewat tayangan yang kita tonton. Annisa Firaus. *Mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi UTM.
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Televisi merupakan salah satu media elektronik yang menjadi hiburan dan sumber informasi bagi pemirsanya. Televisi bisa dikatakan sebagai kebutuhan primer bagi masyarakat. Tidak bisa dipungkiri bahwa penikmat televisi itu mulai dari kalangan anak-anak sampai orang tua, walaupun hanya sekedar untuk mengisi kegiatan diwaktu sela atau memang ingin mendapatkan informasi terbaru. Terkadang acara yang disuguhkan bagi pemirsanya kurang pas, baik dari segi waktu maupun jenis acaranya. Banyak acara televisi yang kurang mendidik dan bisa merusak pikiran anak. Bahkan beberapa tayangan televisi ada yang memuat unsur kekerasan, percintaan, pelecehan seksual dan mistis. Sekarang ini mungkin sulit sekali menemukan tayangan televisi yang mengandung unsur edukasi bagi anak-anak. Kebanyakan berisi sinetron, ftv, komedi, thalk show, gossip, stasiun televisi yang membuat program “asal jadi”, maksudnya program yang dibuat tidak dikemas secara apik dan detail, hanya mementingkan rating sehingga jika rating tinggi akan tayang sampai beribu-beribu episode, memang rating itu juga perlu diperhatikan tetapi jika ratingnya bagus namun tidak ada nilai positif yang bisa diambil dari tanyangan tersebut lama-lama orang-orang yang menontonya juga akan langsung televisi juga dapat mempengaruhi sikap dan perilaku masyarakat, bahkan mental para penontonnya mulai dari gaya berbicara menggunakan bahasa gaul loe-gue yang dapat melunturkan bahasa daerah, pakaian yang meniru gaya kebarat-baratan, rasa sopan santun kepada orang yang lebih tua, serta rasa sosial terhadap sesama yang mulai luntur misalnya sikap bullying yang terjadi dikalangan orang tua harus lebih mawas lagi terhadap tayangan-tayangan yang ditonton oleh anaknya, apalagi anak yang masih dibawah umur agar tidak kebablasan. Berikut ini dampak negatif yang didapatkan anak-anak apabila menonton tayangan televisi yang salah, yaitu yang sering menonton tanyangan televisi yang mengandung usur-unsur kekerasan ataupun film action, tidak menutup kemungkinan membuat anak untuk meniru perilaku yang dilihatnya tadi. Setelah menonton adegan kekerasan, anak melampiaskannya kepada teman-temanya. Banyak terjadi sekarang dikalangan anak-anak SD yang menganiaya teman sekelasnya atau malah adik belajarKeseringan menonton televisi dengan tidak ada batasan dari orang tua untuk menonto televisi sering membuat anak “keblabasan”, waktunya belajar digunakan untuk menonton televisi, masih mending kalau yang ditonton adalah tayangan pendidikan, nah kalau yang ditonton itu sinetron?? Anak-anak jadi tidak mengenal waktu, jam belajar digunakan untuk menonton TV akibatnya lupa mengerjakan PR, lama-lama malas untuk belajar, nilai jelek, tidak naik seksualPesan seksual kadang terselip disebagain besar tayangan televisi, termasuk iklan. Oleh karena itu peran orang tua sangat penting dalam hal mengawasi dan memilih tayangan yang tepat dalam menonton tayangan televisi bagi yang dapat dilakuakan oleh orang tua agar anak-anaknya tidak salah dalam menonton tayangan televisi yaitu dengan ikut menonton TV bersama anak, menetapkan tayangan yang boleh ditonton dan jam menonton, jangan terlalu sering menonton TV, serta jangan menonton TV di jam malam karena biasanya tayangan untuk orang-orang sebaiknya kita bersikap kritis tehadap tayangan-tanyangan televisi, perlu kedewasaan untuk memilih tayangan yang layak ditonton. Televisi tentunya juga mempunyai dampak yang positif, seperti informasi-informasi yang ditayangkan dalam acara berita. Bagaimanapun televisi juga mempunyai efek yang sangat besar bagi pemirsanya. jika kita sendiri tidak bijak dalam memilah memilih bisa jadi efek-efek negatif yang terselip dalam tayangan televise akan tumbuh dalam diri kita. Lihat Edukasi Selengkapnya
ajakan untuk melihat tayangan televisi secara bijak